Salah
satu faktor berhasilnya pengelolaan kebun kelapa sawit adalah baiknya sistem
perawatan. Pemupukan merupakan salah
satu tindakan
perawatan
tanaman
yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhandan produksi tanaman. Upaya pemupukan pada tanaman
kelapa sawit
harus dapat menjamin pertumbuhan
vegetatif dan generatif yang normal sehingga
dapat memberikan produksi TBS yang maksimal serta menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO) yang tinggi, baik
kualitas maupun kuantitasnya (Mangoensoekarjo, 2007).
Adiwiganda (2002) menyatakan bahwa tidak kurang dari 50 % biaya pemeliharaan adalah merupakan biaya pemupukan mulai dari biaya
pengadaan, transportasi, dan pengawasan. Sugiyono et al. (2005) menambahkan bahwa pemupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan biaya yang sangat besar sekitar 30 %
terhadap biaya produksi
atau sekitar 60 %
terhadap biaya pemeliharaan.
Akan tetapi dipihak lain pemupukan
mempunyai peranan
yang sangat penting untuk
mendapatkan produktivitas yang tinggi. Pemupukan yang
tidak baik akan
mengakibatkan tidak
tercapainya target produksi.
Semakin tingginya harga pupuk, disisi lain sangat memberatkan masyarakat
petani, hal ini mengakibatkan petani tidak melakukan perawatan secara optimal.
Dengan tidak optimalnya perawatan, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan
harapan petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Untuk itu perlu dicari
alternatif untuk menekan biaya perawatan yang berkaitan dengan penggunaan
pupuk, slah satunya dengan pemanfaatan produk asap cair sebagai pupuk organik
tanaman kelapa sawit. Asap cair yang dimaksud adalah produk asap cair yang
dibuat dari limbah kebun kelapa sawit, sehingga masyarakat tidak memerlukan
biaya besar dalam proses pembuatannya.
Trend penggunaan pupuk organik saat
ini semakin meningkat, dimana hal ini didukung tren
pasar yang semakin menggemari hasil pertanian organic. Pupuk organik pada umumnya memiliki kemampuan untuk memperbaiki ke
rusakan struktur tanah akibat peng gunaan pupuk kimia berlebihan, menyediakan
unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan daya serap/daya simpan air. Penggunaan
teknologi produksi
yang begitu sederhana membuat setiap orang dapat dengan mudah memproduksi pupuk
organic termasuk petani
kebun kelapa sawit.
Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi
asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil
pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan suhu
pirolisis (Darmaji dkk, 1998).. Yatagi
(2005), menyampaikan bahwa cuka kayu memiliki banyak manfaat diantaranya
sebagai inhibitor, mempercepat pertumbuhan tanaman, farmasi, anti jamur dan mikroba, pengusir binatang kecil dan
minuman. Asap cair juga dapat diguanakan untuk perbaikan kualitas tanah dan
tanaman (Choi at al, 2009). Manfaat
lain dari asap cair (cuka kayu) menurut Pangnakorn at
al, 2011, dapat digunakan untuk
mengontrol hama penyakit tanaman.
Dengan melihat manfaat asap cair, produk ini dapat digunakan sebagai
pengganti pupuk dalam budidaya tanaman kelapa sawit, yang diharapakan dapat
menekan pengeluaran petani sawit untuk biaya perawatan. Untuk mengoptimalkan
peran asap cair sebagai pupuk tanaman, maka telah dilakukan penelitian
mengenai dosis asap cair yang tepat terhadap bibit tanaman kelapa sawit.
Kesimpulan
1. Pelepah sawit dan tandan kosong sawit dapat dijadikan sebagai bahan baku
asap cair dengan rendemen sebesar 40,12
% untuk rendemen asap cair dari bahan pelepah sawit dan 38,73 % untuk rendemen
asap cair yang dihasilkan dari bahan tandan kosong sawit yang diproses selama 3
(tiga) jam.
2.
Warna asap cair dari pelepah sawit berwarna kuning kecoklatan lebih cerah dibandingkan warna asap cair dari tandan kosong sawit yang
cokelat kemerahan.
Asap cair yang dihasilkan mengandung bahan kimia
asetic asam, Ca-mineral, C Organik, N – Urea dan Phospat serta kandungan Tar.
3.
Pemberian asap
cair terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit berpengaruh nyata dengan melihat
perbedaan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit tanaman kelapa sawit, dengan
dosis optimum pada penelitian ini sebanyak 30 ml yang diberikan setiap 2 minggu
sekali.
4.
Pelaksanaan sosialisasi pembuatan pupuk cair (asap
cair), menunjukan tingginya minat kelompok tani untuk membuat asap cair.
Pelaksanaan pelatihan belum dilaksanakan sampai laporan ini dibuat.
5. Hasil analis kelayakan
usaha dari pembuatan asap cair bahwa
untuk memproduksi asap cair sebesar 1,040 liter asap cair dengan harga jual
untuk setiap liternya adalah Rp.2500/liter-, berdasarkan aspek finansial
diketahui bahwa pendapatan kotor per satu kali produksi adalah sebesar Rp. 2,600,000.00 dengan biaya produksi Rp. 2,316,128.57 - sehingga diperoleh pendapatan bersih
sebesar Rp. 283,871.43 dengan nilai RCR sebesar 1.12.
Dengan melihat nilai RCR maka dapat diketahui bahwa usaha ini layak
untuk diteruskan dan menguntungkan bagi pengusaha.
Maaf gan mau tanya nih, kalau misalnya mau beli asap cair dari limbah sawit dimana gan. makasih gan. butuh banget untuk penelitian
ReplyDelete