Saturday, 1 February 2014

Manfaat Asap Cair dari Limbah Kelapa sawit

Salah satu faktor berhasilnya pengelolaan kebun kelapa sawit adalah baiknya sistem perawatan. Pemupukan  merupakan  salah  satu  tindakan  perawatan  tanaman   yang   berpengaruh besar          terhadap  pertumbuhandan  produksi tanaman. Upaya pemupukan  pada  tanaman  kelapa  sawit  harus  dapat  menjamin  pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal sehingga dapat memberikan produksi TBS yang maksimal serta menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO) yang tinggi, baik kualitas maupun kuantitasnya (Mangoensoekarjo, 2007). 
Adiwiganda (2002) menyatakan bahwa tidak kurang dari 50 % biaya pemeliharaan adalah merupakan biaya pemupukan mulai dari biaya pengadaan, transportasi, dan pengawasan. Sugiyono et al. (2005) menambahkan bahwa pemupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan biaya yang sangat besar sekitar  30  %  terhadap  biaya  produksi  atau  sekitar  60  %  terhadap  biaya pemeliharaan.  Akan  tetapi  dipihak  lain  pemupukan  mempunyai  peranan  yang sangat penting untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi. Pemupukan yang tidak  baik  akan  mengakibatkan  tidak  tercapainya  target  produksi.
Semakin tingginya harga pupuk, disisi lain sangat memberatkan masyarakat petani, hal ini mengakibatkan petani tidak melakukan perawatan secara optimal. Dengan tidak optimalnya perawatan, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Untuk itu perlu dicari alternatif untuk menekan biaya perawatan yang berkaitan dengan penggunaan pupuk, slah satunya dengan pemanfaatan produk asap cair sebagai pupuk organik tanaman kelapa sawit. Asap cair yang dimaksud adalah produk asap cair yang dibuat dari limbah kebun kelapa sawit, sehingga masyarakat tidak memerlukan biaya besar dalam proses pembuatannya. 
Trend  penggunaan pupuk organik saat ini semakin meningkat, dimana hal ini didukung  tren pasar yang semakin menggemari hasil pertanian organic. Pupuk organik pada umumnya memiliki kemampuan  untuk memperbaiki ke rusakan struktur tanah akibat peng gunaan pupuk kimia berlebihan, menyediakan unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan daya serap/daya simpan air. Penggunaan  teknologi  produksi yang begitu sederhana membuat setiap orang dapat dengan mudah memproduksi pupuk organic termasuk petani kebun kelapa sawit.
Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan suhu pirolisis (Darmaji dkk, 1998).. Yatagi (2005), menyampaikan bahwa cuka kayu memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai inhibitor, mempercepat pertumbuhan tanaman, farmasi, anti jamur  dan mikroba, pengusir binatang kecil dan minuman. Asap cair juga dapat diguanakan untuk perbaikan kualitas tanah dan tanaman (Choi at al, 2009). Manfaat lain dari asap cair (cuka kayu) menurut Pangnakorn at al, 2011, dapat digunakan untuk mengontrol hama penyakit tanaman.
Dengan melihat manfaat asap cair, produk ini dapat digunakan sebagai pengganti pupuk dalam budidaya tanaman kelapa sawit, yang diharapakan dapat menekan pengeluaran petani sawit untuk biaya perawatan. Untuk mengoptimalkan peran asap cair sebagai pupuk tanaman, maka telah  dilakukan penelitian mengenai dosis asap cair yang tepat terhadap bibit tanaman kelapa sawit.  

Kesimpulan
1.   Pelepah sawit dan tandan kosong sawit dapat dijadikan sebagai bahan baku asap cair dengan rendemen   sebesar 40,12 % untuk rendemen asap cair dari bahan pelepah sawit dan 38,73 % untuk rendemen asap cair yang dihasilkan dari bahan tandan kosong sawit yang diproses selama 3 (tiga) jam. 

2.   Warna asap cair dari pelepah sawit berwarna kuning kecoklatan lebih cerah dibandingkan warna asap cair dari tandan kosong sawit yang cokelat kemerahan. Asap cair yang dihasilkan mengandung bahan kimia asetic asam, Ca-mineral, C Organik, N – Urea dan Phospat serta kandungan Tar.
3.     Pemberian asap cair terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit berpengaruh nyata dengan melihat perbedaan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit tanaman kelapa sawit, dengan dosis optimum pada penelitian ini sebanyak 30 ml yang diberikan setiap 2 minggu sekali. 
4.     Pelaksanaan sosialisasi pembuatan pupuk cair (asap cair), menunjukan tingginya minat kelompok tani untuk membuat asap cair. Pelaksanaan pelatihan belum dilaksanakan sampai laporan ini dibuat. 
5.   Hasil analis kelayakan usaha dari pembuatan asap cair bahwa untuk memproduksi asap cair sebesar 1,040 liter asap cair dengan harga jual untuk setiap liternya adalah Rp.2500/liter-, berdasarkan aspek finansial diketahui bahwa pendapatan kotor per satu kali produksi adalah sebesar Rp. 2,600,000.00 dengan biaya produksi Rp. 2,316,128.57 - sehingga diperoleh pendapatan bersih sebesar Rp. 283,871.43 dengan  nilai RCR sebesar 1.12. Dengan melihat nilai RCR maka dapat diketahui bahwa usaha ini layak untuk diteruskan dan menguntungkan bagi pengusaha.








1 comment:

  1. Maaf gan mau tanya nih, kalau misalnya mau beli asap cair dari limbah sawit dimana gan. makasih gan. butuh banget untuk penelitian

    ReplyDelete